Arah Politik Pembaharuan Indonesia — Bintang Muda Indonesia

Gama Syahid
4 min readNov 10, 2022

Berbicara tentang politik menurut pandangan saya adalah berbicara tentang membawa arus perubahan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagaimana lazim diketahui bersama, perkembangan suatu negara ditentukan oleh bagaimana negara itu mengurus dirinya sendiri. Begitupun dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam kepengurusannya tentu sangat erat hubungannya dengan dunia percaturan politik. Disinlah peran pemikir, intelek, dan mereka yang memiliki semangat muda dan semangat kemajuan diperlukan. Politisi muda Indonesia harus diperhitungkan dengan baik. Disamping bonus demografi Indonesia yang akan sangat dominan dimiliki oleh generasi muda, aspek lainnya adalah kekuatan yang dimiliki oleh generasi muda (atau saya akan lebih suka menyebutnya sebagai generasi pembaharu). Muda adalah mereka yang memiliki keinginan kuat untuk memajukan negara melalui pemikiran, inovasi, dan regulasi-regulasi (nantinya) yang membawa kemajuan negeri. Kenapa muda diperlukan? Hal ini dikarenakan berdasarkan data yang saya himpun. Hanya 23.4% kaum millennial yang suka mengikuti berita politik. Data tersebut saya himpun melalui riset IDN Research Institute, dalam laporan mereka yang bertajuk Indonesian Millenial Report 2019. Hal ini membuktikan, bahwasannya generasi millennial tidak ingin terlibat dalam percaturan politik. Mirisnya, sekedar terlibat mengikuti berita terlebih mendiskusikan politik saja sudah termasuk dalam data tersebut. Skeptis.

Sikap skeptis dalam politik ini lazim dikenal dengan sebutan infidelity. Suatu sikap dimana masyarakat tidak peduli dengan politik di negerinya sendiri. Dan tanpa diketahui, sikap skeptis seperti ini berujung pada keburukan. Karena suatu negeri tanpa keterlibatan warga negara yang aktif pada politik negaranya akan menjadi pincang, tanpa haluan, dan akan terus terbawa arus pada kehilangan jati diri pada bangsanya sendiri.

Bonus demografi Indonesia harus dimanfaatkan untuk menciptakan penerus bangsa yang melek terhadap politik baik dalam maupun luar negeri

Barangkali, semua kita sudah mafhum adanya. Bahwasannya Indonesia kedepannya teruatama di 2045. Kita akan mengalami bonus demografi. Jumlah penduduk untuk usia muda akan lebih banyak dibanding usia anak-anak dan juga lansia. Usia produktif Indonesia mencapai titik klimaksnya. Namun perlu disadari bersama, bonus demografi ini bisa jadi, akan menjadi boomerang yang menyerang balik Indonesia menuju titik nadir. Untuk itu, diperlukan persiapan guna menyongsong masa depan yang begitu cerah ini. 2045 bukan waktu yang Panjang. Amat dekat. Hanya 5 (lima) periode jabatan pemerintahan. Untuk itu, diwaktu 5 periode jabatan pemerintahan ini, akan menjadi tolak ukur dari kesukseskan Indonesia dengan bonus demografi yang dimilikinya. Diperlukan persiapan dan kekuatan yang benar-benar maksimal demi masa depan yang cerah, menuju 1 abad Indonesia. Salah satunya dengan memilih figure penerus percaturan politik yang mengerti keperluan 2045 dan jiwa muda Indonesia kedepan.

Sosok muda yang mengerti kebutuhan Indonesia kedepan dengan keilmuan pada startegi yang kuat adalah jawaban yang paling tepat. Melek pada perkembangan global juga sangat diperlukan. Karena, tanpa adanya pemahaman yang baik pada kondisi di tingkat nasional terlebih internasional. Indonesia justru hanya akan menjadi macan di tanahnya sendiri. Loyo jika harus berkontestasi di kancah internasional, dan tak berdaya untuk menunjukkan taringnya sebagai macan asia.

Gonjang ganjing politisi yang tak tau arah membawa negara

Kesalahan terbesar yang mungkin bisa terjadi kedepannya adalah memilih politisi yang tak tau arah membawa negara, atau lebih miris lagi, memikirkan diri sendiri, kepentingan kelompok untuk jangka pendek (atau selama masa jabatannya saja). Hal seperti ini harus dihindari, karena pola pemikiran seperti ini laksana rayap dalam bahtera, dengan bahtera dijadikan sebagai pengibaratan negara yang kita harapkan mencapai tanah kemakmuran akan terancam hilang navigasi, atau lebih berbahaya lagi karam di tengah lautan samudera pergolakan kehidupan. Langkah-langkah strategis dan penuh kesadaran serta menyambut komunikasi global menjadi kunci penting yang harus dikuasai negara, terutama para pemegang politik di Indonesia.

Langkah strategis ini dapat berbagai macam cara bentuknya, dapat pula kita ambil benang merahnya dari sejarah-sejarah pengembangan suatu negeri di jaman terdahulu. Banyak juga contoh kasus dimana negara lain mencontoh, meng-copy dan mem-paste kebijakan dan langkah strategis yang telah diambil suatu negara untuk mensukseskan objektifitas yang mereka ingin capai demi kemaslahatan masyarakatnya.

Penuh kesadaran yang saya maksudkan adalah kesadaran dalam mengambil keputusan. Karena nantinya, para pemegang arus politik adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menentukan kebijakan dan mengambil keputusan. Kesadaran yang dimiliki oleh para pemegang kepentingan ini haruslah didasari pada nilai-nilai yang telah menjadi value terbentuknya negara, yang termaktub dalam Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Menyikapi tantangan globalisasi dan tuntutan terbuka pada komunikasi tingkat global

Berikutnya adalah berkomunikasi secara global. Keterbukaan adalah kunci yang saya maksudkan disini. Karena tanpa komunikasi yang terbuka ditingkat global, tentu bukan saja gagalnya kita menerima informasi. Akan tetapi, justru kita akan tertinggal dalam percaturan dan roda perputaran dunia secara general. Bernegara juga tentang bersosial, bersosial antar negara, berdialog, mencari solusi untuk menyelesaikan kendala bersama. Kendala yang dihadapi secara luas dan mengglobal. Maka dari itu, membuka diri seluas-luasnya juga akan memberikan kita kesempatan untuk membawa negara lebih cepat dalam bergerak menuju adil-makmur seperti yang kita inginkan bersama. Keterbukaan dalam komunikasi ini banyak ragamnya, mulai dari keterbukaan terhadap kritik membangun yang direspon oleh negara-negara luar untuk Indonesia. Keterbukaan dalam menerima visitor/pengunjung asing yang datang ke negara kita. Terbuka untuk mengunjungi negara lain, dan juga terbuka untuk mempelajari bagaimana para pemegang politik dan juga negara-negara lain mengurus negara mereka sendiri.

Maka oleh sebab itu, pertumbuhan negara demokrasi harus terus kita pupuk. Dengan menyediakan platform/jalur-jalur kontestasi politik yang sehat. Sehingga prinsip liberte, egalite, fraternite sebagai prinsip dari masyarakat di negara demokrasi tetap terjaga, tumbuh, dan berkembang seperti yang kita cita-citakan bersama.

Muhammad Panatagama Syahid
Departemen Politik dan Pemerintah DPN BMI
10.11.2022
[Mengenang Hari Pahlawan Nasional]

Originally published at https://bintangmudaindonesia.id on November 10, 2022.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Gama Syahid
Gama Syahid

Written by Gama Syahid

Stay inquisitive. — Discovering universe through reading, thinking, expertising engineering, and writing.

No responses yet

Write a response